Sabtu, 29 Juli 2017

Teori Sosial : Definisi Social Oleh Max Weber

MAKALAH
Teori social: definisi social oleh max weber
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas UAS Matakuliah Sosiologi
Dosen pembimbing:
Bpk. Saiful Bahar


Disusun Oleh:
Rif’atul Khoiriyah Malik


FAKULTAS  DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NURUL JADID
PAITON PROBOLINGGO.
JANUARI 2013



KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
            Segala puji syukur kepada Allah swt, yang telah memberi rahmat dan hidayahnya,  kepada kita. Kami mengucapkan alhamdulillah karena telah menyelesaikan apa yang sudah menjadi tanggung jawab kami sebagai seorang pelajar, yakni menyelesaikan atau membuat makalah dengan tema “Teori Sosial:Definisi Sosial Oleh Max Weber”.
            Pertama-tama sholawat seiring salam tetap kami panjatkan kepada nabi tercinta, atas   keagungan Nabi Muhammad saw, yang telah memberi kelebihan akal kepada ummatnya dari zaman kebodohan. Kedua kalinya saya mengucapakan terima kasih kepada kedua orang tua, karena berkat dukungan beliaulah, sehingga kami mampu menjalani semua tugas dan tetap sampai sekarang dapat menimba ilmu dengan sungguh-sungguh. Dan tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembina bapak Saiful Bahar. yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing, dan memberi pengarahan kepada kami, sehingga penulis dapat menyelesaikan amanah beliau dengan baik meskipun ada sedikit kekurangan.
            Pada kesempatan kali ini kami akan memaparkan sedikit pelajaran dari mata kuliah Sosiologi, dengan tema yang telah saya sebutkan di atas. Harapan kami, Insya’allah, materi-materi yang disajikan dalam makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi kami dan bagi teman-teman yang suatu saat akan membutuhkan materi ini.  Karena itu kami dengan senang hati mengharapakan kritik dan saran untuk perbaikan tanggungan sebagai seorang mahasiswa khususnya kepada kami agar kedepannya bisa melaksanakan tugas dengan baik. Kepada semua teman tercintaku yang telah ikut mendukung dan atas partisipasinya bagi kami, kami mengucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb. 
Paiton, 11 Januari 2013

                                                                                                                             
Penulis                                                                 
DAFTAR ISI


Halaman Sampul.......................................................................................................... I
Kata Pengantar............................................................................................................ II
Dartar Isi...................................................................................................................... III
BAB I   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang............................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 2
C.     Tujuan Penulisan.......................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
             A. Pengertian Sosisologi Menurut Max Weber (1864-1920).............................. 3
             B. Biografi Singkat Max Weber ........................................................................ 4
             C. Definisi Sosial yang Dikembangkan Max Weber............................................ 6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................... 9



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Mengenal kata sosiologi sebagai ilmu masyarakat dan lingkungan, sangatlah apik dengan berbagai fakta yang ada. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, sosiologi adalah suatu ilmu tentang hubungan antarteman, Namun  secara lebih luas sosiologi adalah ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia dan masyarakat.  Pada hakikatnya, sosiologi adalah disiplin ilmu yang kategoris dan bukan normative, ia sebagai ilmu pengetahuan yang abstrak bukan ilmu pengetahuan yang konkret, ia termasuk ilmu pengetahuan murni (pure science) dan bukan ilmu pengetahuan terapan (applied science), ia merupakan ilmu pengetahuan yang umum bukan ilmu pengetahuan yang khusus dan ia sebagai ilmu pengetahuan yang empiris rasional. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi mencari dan meneliti apa yang menjadi prinsip atau hokum-hukum umum dari interaksi antarmanusia dan juga perihal sifat, hakikat, bentuk, isi dan struktur masyarakat.
Sebagai ilmu pengetahuan, sosiologi sebagai rumpun ilmu-ilmu social (social science) yang lahir berkat seorang filosof Prancis yang ternama Auguste Comte (1798-1875) denga bukunya The Course of Positiv Philosophy. Dalam bukunya ia menerangkan pendekatan-pendekatan umum  untuk mempelajari masyarakat yang harus melalui urutan-urutan tertentu.
Memasuki pembahasan penulis nanti, yaitu teori social yang didefinisikan oleh Max Weber.  Untuk mengenal pada saat teori sosiologi sedang dibangun, minat terhadap ilmu pengetahuan kemudian meningkat pesat, hal itu terjadi tidak saja diperguruan tinggi, namun juga dimasyarakat pada umumnya. Hasil sains termasuk teknologi mendapat apresiasi yang luar biasa di masyarakat. Walaupun dikatakan apresiasi itu berkaitan dengan sukses besar sains fisika, biologi dan kimia (Ritzer,2004). Perdebatan antara perkembangan sosiologi dan sains pada saat itu menjadi hal yang penting disinggung dalam bagian awal perkembangan teori sosiologi, sosiologi dibesarkan oleh minat masyarakat terhadap sains yang menginginkan sosiologi meniru kesuksesan sains atau karena kesuksesan sains pada saat itu mengalihkan perhatian terhadap sosiologi. Rupanya, pada akhirnya masyarakat kemudian percaya bahwa perkembangan sosiologi disebabkan karena adanya keunggulan pemikiran yang lebih menyukai sosiologi sebagai sains.
Dengan adanya sedikit penjelasan di atas, maka akan mempermudah penulis dalam pengklasifikasian sosiologi sebagai ilmu pengetahuan ataupun sosiologi sebagai ilmu social. Maka di sini akan dibahas secara lebih lanjut tentang teori yang di kembangkan Max Weber tentang definisi social yang menjadi pusat penelitiannya.

B.     Rumusan Masalah
Dalam catatan kecil yang akan penulis perjelas, ada beberapa point yang harus diketahui bersama yang berhubungan dengan definisi social Max Weber. Yaitu sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan teori social?
2.      Jelaskan penjabaran Max Weber tentang sosiologi!
3.      Tuliskan secara singkat biografi Max Weber sebagai perintis  ilmu sosiologi?
4.      Dan jelaskan secara singkat teori yang dikembangkan oleh Max Weber!


C.    Tujuan Penulisan
Adapun visi maupun misi penulis dalam penulisan makalah ini ialah:
1.      Untuk mengembangkan pengetahuan penulis tentang apa yang dimaksud dengan teori social.
2.      Untuk memahami secara mendalam apa yang disampaikan Max Weber dalam proses definisi social.
3.      Untuk mengenal sejarawan sosiologi yang di dalamnya terdapat Auguste Comte (sebagai bapak sosiologi), Karl Marx, Emile Durkheim dan terkhusus Max Weber.





BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Sosiologi Menurut Max Weber (1864-1920)
Menurut Max Weber, sosiologi sebagai ilmu berusaha memberikan pengertian tentang aksi-aksi social. Sosiologi memberikan pengertian mengenai prilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya interaksi social. Karya Max Weber tentang perkembangan sosiologi, misalnya anilisis tentang wewenang, birokrasi, sosiologi agama, organisasi ekonomi dan lain-lain.
Secara garis besar teori social adalah sebuah system dari ketertarikan antraksi atau ide-ide yang meringkasa dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia social. Mengenal dunia social pada dasarnya adalah yang besangkutan dengan kemasyarakatan yaitu persoalan manusia yang diatasi melalui pendekatan filsafat social yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalism, sosialisme, komunalisme, dan welfare liberalism, namun untuk menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat social mengalami hambatan metodologis. Karena itu banyak persoalan masyarakat tidak bisa lagi diatasi oleh flsafat social yang sifat pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia mencegahkan persoalan masyarakat.
Orang pertama yang menggunakan sosiologi adalah Auguste Comte (1798-1857). Erikon mengatakan bahwa, menurut Erikon bukanlah penemu sosiologi modern, karena selain teori sosiologi konservatif banyak dipelajari oleh gurunya Cloude Henri Saint-Simon (1760=1825), Adam Smith atau para moralis Skotlandia adalah sumber sebenarnya dari Sosiologi Modern. Namun demikian, Comte memiliki jasa yang luar biasa untuk memperkenalkan sosiologi kepada dunia.
Orang lain yang juga berjasa pada awal-awal perkembangan sosiologi adalah Emile Durkheim (1858-1917). Karya-karya Durkheim masih diwariskan oleh pandangan pencerahan pada sains dan reformaisi social. Pandangannya yang paling dikenal adalah berhubungan dengan fakta social dan agama. Pandangan Durkheim tentang fakta-fakta social menjadi dasar bagi sosiologi mengkaji pandangan tentang apa sebenarnya fakta social itu. Dalam bukunya yang berjudul The Rule of Sociological Method (1895/1982) Durkheim menekankan bahwa tugas sosiologi adalah sebagai kekuatan (force) dan struktur yang bersifat eksternal yang memaksa individu
B.     Biografi Singkat Max Weber
Weber lahir di Erfurt, putra sulung dari seorang politisi liberal calon yang keluarganya telah menjadi kaya dalam industri linen Jerman. Sang ayah segera bergabung, lebih sesuai pro-Bismarck "Nasional-Liberal" dan pindah ke Berlin, di mana ia menjadi anggota DPR Prusia Deputi (1868-1897) dan Reichstag (1872-1884). Dengan demikian ia menjadi bagian dari lingkungan sosial dan dihibur Berlin pada pria rumahnya menonjol dalam beasiswa dan politik.
Helene Weber, ibu sosiolog itu, dibesarkan di ortodoksi Calvinis. Meskipun dia secara bertahap diterima teologi lebih toleran, moralitas Puritan dari ibunya tetap utuh dalam dirinya. Sebagai hasil dari kegiatan sosial suaminya dia datang merasa semakin terasing dari dia, dan, setelah kematian dua anak-anaknya dan penyakit serius Max muda, dia terkejut pada ketidakmampuannya untuk berbagi kesedihan berkepanjangan nya.
Weber meninggalkan rumah untuk mendaftar di Universitas Heidelberg pada tahun 1882, mengganggu studinya setelah dua tahun untuk memenuhi tahun itu wajib militer di Strassburg (Strasbourg). Selama waktu ini ia menjadi sangat dekat dengan keluarga adik ibunya, Ida Baumgarten, dan suaminya, sejarawan Hermann Baumgarten, yang pengaruhnya pada perkembangan intelektual Weber sangat mendalam.
Setelah dibebaskan dari militer, Weber diminta oleh ayahnya untuk menyelesaikan studinya di Universitas Berlin, di mana ia bisa tinggal di rumah. Hal ini mungkin karena ayahnya dianggap sebagai pengaruh subversif Baumgartens karakter anaknya. Dari tahun 1884 sampai pernikahannya pada tahun 1893, Weber meninggalkan rumah ayahnya hanya untuk satu semester belajar di Göttingen pada 1885, dan untuk beberapa periode singkat dari manuver militer dengan unit cadangan nya.
Selama sebagian besar masa kecilnya sebagai seorang sarjana dalam sejarah hukum dan ekonomi, Weber dengan demikian terus-menerus tunduk pada klaim orangtuanya saling bertentangan dan tidak bisa dijawab pada kesetiaannya. Karena ia menghabiskan pertengahan dan akhir 20-an nya bekerja secara bersamaan dalam dua magang benar-benar tdk memberi untung - sebagai asisten pengacara dan sebagai asisten universitas - ia finansial tidak dapat meninggalkan rumah sampai musim gugur 1893. Pada saat itu ia menerima posisi sementara dalam yurisprudensi di Universitas Berlin dan menikahi Marianne Schnitger, sepupu kedua.
Ibu Marx Weber adalah seorang Calvinis yang taat, wanita yang berupaya menjalani kehidupan prihatin (asetic) tanpa kesenangan seperti yang sangat menjadi dambaan suaminya. Perhatiannya kebanyakan tertuju pada aspek kehidupan akhirat; ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia terganggu oleh ketidaksempurnaan yang dianggapnya menjadi pertanda bahwa ia tak ditakdirkan akan mendapat keselamatan di akhirat. Perbedaan mendalam antara kedua pasangan ini menyebabkan ketegangan perkawinan mereka dan ketegangan ini berdampak besar terhadap Weber.

            Karena tak mungkin menyamakan diri terhadap pembawaan orang tuanya yang bertolak belakang itu, Weber kecil lalu berhadapan dengan suatu pilihan jelas (Marianne Weber, 1975:62). Mula-mula ia memilih orientasi hidup ayahnya, tetapi kemudian tertarik makin mendekati orientasi hidup ibunya. Apapun pilihannya, ketegangan yang dihasilkan oleh kebutuhan memilih antara pola yang berlawanan itu berpengaruh negatif terhadap kejiwaan Weber. Ketika berumur 18 tahun Weber minggat dari rumah, belajar di Universitas Heildelberg. Weber telah menunjukkan kematangan intelektual, tetapi ketika masuk universitas ia masih tergolong terbelakang dan pemalu dalam bergaul.


            Sifat ini cepat berubah ketika ia condong pada gaya hidup ayahnya dan bergabung dengan kelompok mahasiswa saingan kelompok mahasiswa ayahnya dulu. Secara sosial ia mulai berkembang, sebagian karena terbiasa minum bir dengan teman-temannya. Lagipula ia dengan bangga memamerkan parutan akibat perkelahian yang menjadi cap kelompok persaudaraan mahasiswa seperti itu. Dalam hal ini Weber tak hanya menunjukkan jati dirinya sama dengan pandangan hidup ayahnya tetapi juga pada waktu itu memilih karir bidang hukum seperti ayahnya.

            Setelah kuliah tiga semester Weber meninggalkan Heidelberg untuk dinas militer dan tahun 1884 ia kembali ke Berlin, ke rumah orang tuanya, dan belajar di Universitas Berlin. Ia tetap disana hampir 8 tahun untuk menyelesaikan studi hingga mendapat gelar Ph.D., dan menjadi pengacara dan mulai mengajar di Universitas Berlin. Dalam proses itu minatnya bergeser ke ekonomi, sejarah dan sosiologi yang menjadi sasaran perhatiannya selama sisa hidupnya. Selama 8 tahun di Berlin, kehidupannya masih tergantung pada

C.    Definisi Sosial yang Dikembangkan Max Weber
Definisi Sosial yang dikembangkan oleh Max Weber untuk menganalisa tindakan sosial (social action), eksemplar yang digunakan dalam paradigma ini adalah dari Max Weber (1864-1920). Weber memandang bahwa kenyataan sosial secara mendasar terdiri dari individu-individu dan tindakan-tindakan sosialnya yang berarti. Bagi Weber, Sosiologi adalah ”a science which attempts the interppretative understanding of social action in order therby to arrive at a causal explanation of its course and effects”.
Tekanan dalam definisi Weber ini berbeda dari pendirian Weber bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial yang bersifat eksternal, memaksa individu, dan bahwa fakta sosial harus dijelaskan dengan fakta sosial lainnya. Durkheim melihat kenyataan sosial sebagai suatu yang mengatasi individu, berada pada tingkat yang bebas Weber melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosial. Bila Durkheim memiliki posisi yang umumnya berhubungan dengan realisme sosial maka posisi Weber berhubungan dengan posisi nominalis. Kaum nominalis berpendirian bahwa hanya individu-individulah yang riil secara objektif, dan bahwa masyarakat hanyalah suatu nama yang menunjuk pada sekumpulan individu-individu. Perbedaan penting lainnya antara Durkheim dan Weber adalah pandangannya mengenai proses-proses subjektif yang sangat penting dalam definisi Weber.
Posisi Weber ini menjadi jelas dalam pernyataannya bahwa ”interpretative sociology considers the individual (Einzelindividuum) and his action as the basic unit, as its atom’ in this approach, the individual is also the upper limit and the sole carrier of meaningful conduct in general, for sociology, such concept as state, association, feudalism, and the like designate certain categories of human interaction. Hence it is the task of sociology to reduce these concept to understandable action, that is, without exception, to the action of participating individual men. Dari sini terlihat bahwa tujuan sosiologi interpretative Weber adalah untuk masuk ke arti-arti subjektif yang berhubungan dengan berbagai “kategori interaksi manusia”.
Dalam kerangka Weberian inilah paradigma definisi sosial menempatkan definisi aktor terhadap situasi social dan efeknya terhadap tindakan dan interaksi sebagai subject matter sosiologi. Ada banyak teori yang dicakup dalam paradigma definisi sosial. Dalam sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda yang disadur oleh Ali Mandan, Ritzer memberikan tiga teori yaitu ; Teori Aksi (action Theory), Interaksionisme Simbolik (symbolic interactionism) dan fenomenologi (phenomenology). Namun karena perkembangan yang pesat dalam teori sosiologi mutakhir Ritzer menambahkan lagi dua teori kedalam paradigma ini yaitu Etnometodologi (ethnomethodology) dan Eksistensialisme (exixtensialism).
Meskipun penganut paradigma definisi sosial yang paling sering menggunakan metode kuisioner-interview namun mereka juga lebih sering menggunakan metode observasi bila dibandingkan dengan penganut paradigma yang lain. Dengan kata lain, observasi merupakan metode yang membedakan penganut definisi sosial dari penganut paradigma lain. 


BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
ü  Secara garis besar teori social adalah sebuah system dari ketertarikan antraksi atau ide-ide yang meringkasa dan mengorganisasikan pengetahuan tentang dunia social. Mengenal dunia social pada dasarnya adalah yang besangkutan dengan kemasyarakatan yaitu persoalan manusia yang diatasi melalui pendekatan filsafat social yang kemudian mampu menjawab persoalan-persoalan: liberalism, sosialisme, komunalisme, dan welfare liberalism, namun untuk menjawab persoalan-persoalan kemasyarakatan lainnya yang lebih konkret, filsafat social mengalami hambatan metodologis. Karena itu banyak persoalan masyarakat tidak bisa lagi diatasi oleh flsafat social yang sifat pendekatannya abstrak dan tidak konkret. Masyarakat membutuhkan jalan keluar dari permasalahan kehidupan mereka yang serba spesifik dan konkret. Dengan demikian, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan yang menjembatani filsafat dan manusia. Karena itu lahirlah sosiologi sebagai jalan keluar untuk membantu manusia mencegahkan persoalan masyarakat
ü  Weber lahir di Erfurt, putra sulung dari seorang politisi liberal calon yang keluarganya telah menjadi kaya dalam industri linen Jerman. Sang ayah segera bergabung, lebih sesuai pro-Bismarck "Nasional-Liberal" dan pindah ke Berlin, di mana ia menjadi anggota DPR Prusia Deputi (1868-1897) dan Reichstag (1872-1884). Dengan demikian ia menjadi bagian dari lingkungan sosial dan dihibur Berlin pada pria rumahnya menonjol dalam beasiswa dan politik.
ü  Definisi Sosial yang dikembangkan oleh Max Weber untuk menganalisa tindakan sosial (social action), eksemplar yang digunakan dalam paradigma ini adalah dari Max Weber (1864-1920). Weber memandang bahwa kenyataan sosial secara mendasar terdiri dari individu-individu dan tindakan-tindakan sosialnya yang berarti. Bagi Weber, Sosiologi adalah ”a science which attempts the interppretative understanding of social action in order therby to arrive at a causal explanation of its course and effects”.

DAFTAR PUSTAKA

Ø  http://doktorpaisal.wordpress. Com//2009/11/24
Ø  Harton, Paul B dan Chestre L. Hunt. Sosiologi. Erlangga. Jakarta, 1992. Edisi keenam jilid 2.
Ø  Huky B.D.A. Wila. 1082. Pengantar Sosiologi. Surabaya: Usaha Nasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar